Nebula
Di atas sana banyak sekali bintang-bintang yang menyinari angkasa, aku sampai tidak bisa menghitungnya, aku penasaran apakah di sana ada kehidupan juga? apa kehidupan di sana lebih indah? aku ingin tahu sekali.
"sirius apa yang kamu lakukan di sana? cepat masuk!" aku menoleh kearah perempuan paruh bayah yang selalu aku panggil 'mama isabel'.
aku segera beranjak dari batu besar yang ada di samping panti asuhanku, aku selalu menghabiskan waktu ku di sana sambil mengamati bintang-bintang, di atas sana lebih tampak indah di bandingkan di sekitarku, banyak sekali kehidupan yang pait, seluruh permukaan hancur. asap ada dimana-mana.
mama isabel selalu menyuruh anak-anak panti untuk segera masuk ketika sudah pukul 5 sore, di jam itu semua hal yang menyebabkan permukaan ini hancur akan keluar dan menghancurkan tempat ini kembali.
mama isabel sangat menyayangi anak-anak panti, ia rela menghabiskan uang tabungannya untuk membuat sebuah ruang bawah tanah, untuk melindungi kita dari serangan yang akan datang.
mama isabel cepat-cepat membuka kenop pintu bawah tanah dan mendorongku pelan untuk segera masuk, sejujurnya aku bosan sekali hidup di bawah tanah yang gelap, hanya berpihak kepada lampu petromax yang kecil. tak ada yang spesial di sana hanya tembok yang terbuat dari tanah, tapi anak-anak panti suka melukisnya jadi menurutku itu tidak terlalu buruk.
"kak sirius apa kau mau bermain sembunyi-sembunyian?" seorang anak kecil datang menghampiriku seraya menggoyang-goyangkan lenganku, tubuhnya mungil, umurnya 5 tahun lebih muda dariku, rambutnya pendek dengan mata ungunya membuatnya lebih menggemaskan.
"sera, bukannya mama isabel tidak memperbolehkan kita untuk bermain sembunyi-sembunyian?" anak perempuan yang ku panggil sera itu hanya mengembungkan pipi nya
Komentar
Posting Komentar